Padang (UNAND) 鈥 杏吧原版影音 (UNAND) terus mendorong penguatan organisasi kepemudaan pesisir yang tergabung dalam Kelompok Sadar Pariwisata (Pokdarwis Teluk Buo) melalui pendekatan komunikasi pembangunan dalam upaya menciptakan destinasi ekowisata berkelanjutan.听

Hal ini diwujudkan melalui kegiatan pengabdian masyarakat Program Studi S2 Ilmu Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan (IPKP) Sekolah Pascasarjana di Desa Wisata Teluk Buo, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, dengan fokus utama pada penguatan kelembagaan dan perbaikan tata kelola komunikasi Pokdarwis Teluk Buo pada Kamis (11/12).

Koordinator Prodi S2 IPKP, Dr. Ir. Hery Bachrizal Tanjung, menekankan bahwa kapasitas sumber daya manusia merupakan fondasi utama penguatan lembaga desa wisata. Ia menggarisbawahi pentingnya keberanian anggota Pokdarwis dalam menyampaikan gagasan dan membangun ruang dialog internal. 鈥淜etika gagasan itu dihimpun dan dikelola secara sistematis, ia menjadi kekuatan besar bagi organisasi,鈥 ujarnya.

Hery menambahkan bahwa branding kelembagaan harus diiringi strategi komunikasi yang tepat agar publik mengenal Pokdarwis Teluk Buo sebagai pengelola destinasi ekowisata bahari yang kredibel. Identitas organisasi yang kuat, menurutnya, merupakan prasyarat penting dalam memperluas jejaring dan meningkatkan kepercayaan masyarakat maupun wisatawan.

Sementara itu, Dr. Ir. Basril Basyar, M.M. memaparkan dua materi strategis yang relevan dengan komunikasi pembangunan. Pertama, ia menjelaskan Marketing Mix 4P sebagai dasar perencanaan pemasaran destinasi. Kedua, ia memberikan pelatihan mengenai public speaking. Pada bagian ini, Basril secara khusus menekankan bahwa Pokdarwis membutuhkan fungsi humas (public relations) yang kuat untuk menyampaikan narasi tentang keunggulan produk wisata.

鈥淧okdarwis harus mampu menjadi humas bagi destinasi Teluk Buo. Humas adalah jembatan komunikasi antara organisasi dengan public baik wisatawan, masyarakat, maupun mitra. Ketika komunikasi ini berjalan efektif, kepercayaan akan tumbuh dan citra destinasi ikut menguat,鈥 jelas Basril.

Ia juga menegaskan bahwa masyarakat umum pun dapat menjadi humas informal apabila mampu menceritakan potensi dan keunggulan daerahnya dengan baik. Untuk mempercepat kemampuan komunikasi digital, Basril merekomendasikan magang singkat di media kreatif bagi beberapa anggota Pokdarwis.

Penguatan kelembagaan semakin diperdalam melalui pendampingan oleh dosen Prodi S2 IPKP Dr. Ernita Arif, Dr. Yenni Oktavia, dan Dr. Sri Wahyuni, serta Sirajul Fuad Zis, M.I.Kom, selaku Pendamping Ahli Komunikasi Kelembagaan. Pendampingan ini fokus pada penguatan komunikasi internal-eksternal, hingga tata kelola informasi yang memungkinkan Pokdarwis hadir sebagai lembaga yang responsif, komunikatif, dan terpercaya.

Diskusi bersama Ketua Pokdarwis Kapten Moed dan anggota muda seperti Ardi, Gilang, dan Fando berlangsung secara dialogis. Para pemuda aktif menyampaikan ide, tantangan, dan kebutuhan penguatan organisasi, mencerminkan semangat kolaboratif dalam membangun kelembagaan yang lebih solid.

Kegiatan pengabdian ini diharapkan menghasilkan pemuda pesisir yang kompeten dan mampu berperan sebagai duta komunikasi pembangunan, penghubung antara Pokdarwis dengan masyarakat serta pemangku kepentingan. Pada saat yang sama, Pokdarwis Teluk Buo diharapkan berkembang menjadi lembaga yang mampu menjalin kerja sama yang luas dan produktif dengan pelaku pariwisata, komunitas lokal, akademisi, dan mitra pembangunan lainnya.

Melalui program pengabdian ini, S2 IPKP menegaskan komitmennya dalam memperkuat komunikasi kelembagaan masyarakat pesisir dan mendukung Teluk Buo sebagai model pengembangan ekowisata bahari berkelanjutan di Sumatera Barat.(*)

Humas, Protokol, dan Layanan Informasi Publik